diginofest

Makanya, ketika BSI DiginoFest 2025 digelar di Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Kalimalang pada Rabu, 2 Juli 2025 kemarin, banyak yang senyum-senyum penuh harap. Bukan karena gebetan balas chat, tapi karena ini adalah momen langka di mana para pencari kerja bisa ketemu langsung sama para pencari pekerja. Face to face.

Acara ini digawangi sama BSI Career Center (BCC) dan Boss Job sebagai sponsor utama. Temanya? “Unlock Your Career Growth With AI.” Kedengerannya kayak slogan motivasi di poster seminar, tapi ternyata cukup masuk akal—apalagi di tengah dunia kerja yang makin ke sini makin kayak game survival, cepat, kejam, dan penuh plot twist teknologi. Kita hidup di masa di mana AI bisa nulis, gambar, ngomong, bahkan wawancara. Lalu, pertanyaannya, manusia kerjanya apa?

Transformasi digital udah bukan omong kosong. Banyak kerjaan yang dulunya butuh lima orang, sekarang cukup satu—asal dia paham teknologi. Kalau nggak adaptif, ya siap-siap jadi korban gelombang digitalisasi. Dan itulah kenapa BSI DiginoFest 2025 ini nggak cuma soal ngelamar kerja, tapi juga belajar cara bertahan hidup di dunia kerja yang udah mulai nggak sepenuhnya manusiawi.

Job fair ini bukan job fair biasa yang isinya cuma brosur dan senyum tipis HRD. Di sini, perusahaan-perusahaan yang hadir beneran buka peluang. Ada yang bawa tim lengkap, ada booth interaktif, bahkan beberapa langsung buka sesi interview dadakan. Rasanya kayak belanja lowongan di pasar talenta, tinggal tunjuk, sapa, ngobrol, siapa tahu jodoh kerja.

Farhan, salah satu pencaker (pencari kerja) bilang, “Acara ini bisa jadi jembatan. Gak cuma buat yang lagi butuh kerja, tapi juga yang butuh wawasan dunia industri.” Dan iya sih, benar juga. Dunia kerja sekarang bukan cuma soal ijazah, tapi juga networking, upskilling, dan tahu tren industri. Kalau ketinggalan, ya siap-siap disalip sama AI atau junior yang lebih luwes main teknologi.

Sementara Ilham Akbar, mahasiswa semester dua UBSI, punya harapan lebih manis, “Saya berharap semangat teman-teman semakin terfasilitasi.” Bahasa halus dari “semoga teman-teman gak cuma ngeluh di Twitter tapi juga gerak di dunia nyata.”

Yang bikin BSI DiginoFest 2025 ini punya napas beda adalah mereka sadar bahwa dunia kerja bukan cuma urusan CV dan IPK. Tapi juga tentang harapan, ketakutan, dan tekanan sosial yang sering bikin pencari kerja nyaris menyerah.

Dengan adanya job fair kayak gini, pencaker bisa tahu mereka gak sendiri. Mereka bisa lihat wajah HRD, bukan cuma email noreply. Mereka bisa belajar bahwa AI bukan musuh, tapi alat bantu. Tapi ya tetap, yang pegang alat harus manusia yang tahu cara pakainya.

Kategori:

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *