explore

Sebagai penutup dari seluruh perjalanan mereka yang penuh lumpur, senyum bocah desa, dan mungkin juga beberapa tegukan air galon bersama warga, UBSI Sebagai Kampus Digital Kreatif menggelar acara Awarding BSI Explore 2025 pada Rabu, 2 Juli 2025 di UBSI Kampus Kalimalang. Sebuah momen klimaks yang mengganti peluh jadi tepuk tangan, dan perjuangan jadi penghargaan.

Jangan bayangkan ini acara formal yang kaku kayak seminar pajak. Ini adalah malam apresiasi bagi 178 mahasiswa yang sudah menyebar ke 37 desa dan menjalankan misi kemanusiaan level mahasiswa yang mengedukasi soal digital, membangun semangat wirausaha, sampai bantu program lingkungan. Mereka bukan cuma datang, foto-foto, terus pulang. Mereka mengajar, mendengar, kadang juga ikut gotong royong dan ngopi bareng Pak RT.

Ketua pelaksana BSI Explore 2025, Ade Suryadi, sempat bilang, “Mahasiswa adalah agen perubahan.” Kalimat ini mungkin sudah sering kita dengar, tapi sore itu terasa lebih hidup. Karena yang bicara bukan cuma dosen di balik podium, tapi juga deretan wajah lelah dan puas dari mahasiswa yang udah ngerasain langsung artinya ‘mengubah’.

BSI Explore 2025 tidak selesai di desa. Ada kelanjutannya selebrasi yang pantas. Dari lomba Video Reels Terbanyak, Terkreatif, Like Terbanyak, Fotografi, hingga Kelompok Terbaik Juara Umum, semuanya jadi ruang apresiasi. Karena jujur aja, bikin konten dari pelosok desa itu tantangannya setara lomba lari sambil live TikTok. Tapi mereka bisa.

Sore itu juga ada penampilan dari Cutiepaw, juara dance SobiFest 2025, yang bikin suasana makin meriah. Disusul nyanyian dari Jessica Rahma Sumantri sebagai juara BSI Idol 2025, yang suaranya cukup merdu untuk bikin yang kalah lomba tetap senyum.

Lalu naiklah Zahra, mewakili kelompok pemenang. Katanya, “Acaranya bagus banget, perjuangan kita juga nggak sia-sia selama ini.” Kalimat sederhana tapi dalem, karena di balik video yang viral atau like yang banyak, ada malam-malam tanpa sinyal, ada hujan turun di tengah kegiatan, dan ada dialog panjang dengan warga yang bahkan belum akrab dengan Google.

Awarding ini bukan sekadar seremoni penutup. Ini semacam reminder bahwa perubahan nggak selalu datang dari orang dewasa berseragam, tapi kadang dari mahasiswa yang baru bisa nyuci baju sendiri di kos, tapi mau nyemplung ke desa demi ngajarin literasi digital.

BSI Explore 2025 mungkin sudah selesai, tapi benih yang ditanam mahasiswa di desa-desa itu tentang semangat belajar, usaha kecil, atau cara mengelola sampah bisa jadi akan tumbuh lebih besar dari yang kita kira.

Karena kadang, yang dibutuhkan desa bukan superhero. Tapi cukup mahasiswa yang tulus datang, bawa ilmu, dan pulang dengan hati yang lebih besar dari ketika berangkat.

Kategori:

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *