orang tua

Iya, betul. Orang tua. Bukan untuk bayar uang pangkal atau bawa rantang berisi rendang, tapi buat ikut Bincang Kampus bersama Orang Tua (BKOT), sebuah kegiatan yang seolah berkata “Kampus bukan hanya urusan anakmu, tapi juga kamu.”

Acara ini punya tema Our Best Future, yang jujur aja, awalnya terdengar kayak tagline perumahan elite atau seminar motivasi MLM. Tapi kalau ditelaah pelan-pelan sambil nyeruput kopi sachet, maknanya cukup dalam bahwa UBSI ingin orang tua ikut merancang masa depan anaknya, bukan sekadar jadi sponsor tetap tiap awal semester.

Acara ini bakal dibuka langsung sama Mochamad Nandi Susila sang Kepala Kampus UBSI Kampus Tangerang yang konon punya kemampuan mendamaikan antara dunia akademik dan dunia nyata. Bayangkan saja 110 orang tua dengan ragam karakter—dari yang cerewet penuh kontrol sampai yang hanya ikut karena takut istri. Semua berkumpul dengan satu tujuan: memastikan anaknya kuliah dengan benar.

Sesi pertama nanti bakal diisi oleh Eka Dyah Setyaningsih, Kaprodi Manajemen UBSI. Di tangannya, istilah seperti SIAKAD, SKS, sampai remedial bakal dijinakkan jadi kalimat yang mudah dicerna. Ia akan menjelaskan kenapa kuliah nggak cukup hanya hadir, dan kenapa IPK bukan segalanya tapi tetap penting buat beasiswa.

Sesi kedua, giliran Asep Sayfulloh dari bagian Kemahasiswaan UBSI yang naik panggung. Kalau Eka bicara angka dan absensi, Asep bicara tentang jiwa dan karakter. Ia akan membahas kegiatan di luar kelas, mulai dari organisasi, seminar, sampai lomba yang sering kali justru bikin anak-anak menemukan versi terbaik dirinya.

Keduanya bukan sekadar narasumber. Mereka semacam penerjemah dari dunia kampus ke dunia orang tua. Karena, mari kita jujur, ada gap komunikasi besar antara mahasiswa yang bicara soal startup dan orang tua yang masih bertanya, “Kamu tuh kuliah belajar apa sih, kok di rumah main HP terus?”
Yang menarik, acara ini bukan sekadar presentasi satu arah. Dengan gaya interaktif yang dipandu oleh Rabiatul Adawiyah, kampus ingin ngajak orang tua untuk nggak cuma mendengar, tapi juga bertanya. Tanya apa aja—dari urusan biaya, sistem KRS, sampai apakah UBSI punya lingkungan yang aman buat anak semata wayang.

BKOT jadi semacam kopi darat akademik, tempat orang tua merasa dilibatkan, dihargai, dan diajak menjadi mitra sejajar. Bukan cuma tamu undangan tiap wisuda. UBSI Sebagai Kampus Digital Kreatif sadar bahwa keberhasilan mahasiswa nggak bisa ditanggung sendirian oleh dosen. Dukungannya mesti komprehensif, dari rumah sampai kampus.

Maka kegiatan seperti ini penting untuk membuka ruang bicara, menyamakan frekuensi, dan menghapus prasangka. Sebab banyak orang tua yang masih menganggap anak kuliah itu artinya sudah bisa dilepas, padahal justru saat itu mereka sedang meraba identitas, arah hidup, dan kadang saldo ATM.

Bincang Kampus Orang Tua bukan sekadar agenda formal. Ia adalah surat cinta lembut dari kampus kepada orang tua. Bahwa pendidikan anak bukan proyek eksklusif kampus, tapi gotong royong panjang yang penuh tantangan dan cerita lucu.

Kategori:

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *